PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA

 on 21 Januari 2013  


MACAM –MACAM PERUSAK BAHAN PUSTAKA

Perusak bahan pustaka adalah hal penting yang perlu diketahui oleh para pustakawan yang ingin melakukan pelestarian bahan pustakanya. Untuk di daerah tropis sendiri, terutama yang dikenal di Indonesia terdapat beberapa macam diantaranya: Serangga,Binatang pengerat, Jamur, Kelembaban, Debu, Gempa Bumi, Kekeringan, Gelombang pasang surut, Angin topan, Dll.
Kerusakan Bahan Pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh :


I.              FAKTOR BIOLOGI

1)     Binatang Pengerat

Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas,  jenis - jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut :
a)         Tikus Hitam
b)        Tikus cokelat / tikus rumah
c)         Tikus kelabu / tikus sawah
d)        Tikus kesturi dan
e)         Tikus putih.

2)     Serangga

Makanan yang digemari oleh serangga adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji Jenis – jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut :
a)         Rayap
Makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput dan lain – lain. Rayap dapat digolongkan menjadi dua, yaitu rayap bumi dan rayap kayu.
b)        Kecoa
Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk / sungu yang panjang. Jenisnya bermacam – macam. Jenis kecoa yang dikenal diantaranya adalah :
·         Kecoa Timur (Blatta orientalis)
·         Kecoa Amerika (Periplaneta americana)
·         Kecoa Jerman (Blatta germanica)
·         Kecoa Australia (Periplaneta astralia)
c)         Ikan Perak / Silver fish
Ikan Perak memiliki beberapa nama, antara lain :
·         Silver moth
·         Sugar fish
·         Slicker
·         Fish moth
·         Sugar lousy
Jenis serangga ini hidup di tempat gelap, biasanya dibelakang rak buku dan lemari. Makanan utamanya adalah perekat yang terbuat dari kanji. Jenis – jenis ikan perak yang dikenal sebagai perusak bahan pustaka diantaranya : Lepisma sacharina, Thermogia domestika, Ctenolepisma urbana, dan Ctenolepisma longi caudate
d)        Kutu Buku (Book list)
Bagian buku yang diserang oleh serangga ini adalah bagian punggung dan pinggir buku, Serangga ini sangat rakus terhadap kertas. Jenis – jenis kutu buku yang terkenal adalah : Lipocelis divinatorium; Trogium pulsatorum; Pesoceoptropus macrops; Pesyllopsocus Dorypeextrix; Lachessilla lepinotus; Ectopsocus dan Archipsocus
e)         Ngengat
Jenis – jenis Ngengat : Tincola polioella ; Tincola biselliela hum dan Tri Chorpaga tapetzella.
f)         Kumbang
Jenis kumbang yang berbahaya bagi perpustakaan adalah : kumbang kulit (Dermastadczc) ; Kumbang bubuk (Anoobtidae lyctidae, bostridae) ; Kumbang bertanduk panjang (Carabycidae) dan Kumbang laba – laba (Ptinidae).

3)     Jamur

Jamur (fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil, Jamur berkembang biak dengan Spora. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora. Jamur yang merusak bahan pustaka adalah jamur beracun yang akan berkembang biak dengan leluasa pada tempat yang terkena kotoran, debu serta tingkat kelembaban tinggi, yaitu 80 % ke atas dengan temperature diatas 21O C
Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organic seperti asam oksalat, asam formiat dan asam sitrat yang dapat menyebabkan kertas sobek jika dibuka. Jamur bisa dibersihkan menggunakan cairan alkohol.

II.           Faktor Fisika

1)     Cahaya

Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan perpustakaan dan arsip adalah bentuk energi elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar-sinar yang terdapat dalam cahaya dapat dibagi dalam 3 kelompok menurut panjang gelombangnya, yakni:
·         Sinar ultra violet dengan panjang gelombang 300-400 milimikron
·         Sinar-sinar dalam cahaya tamak (merah, kuning, hijau) dengan panjang gelombang antara 400-760 milimikron.
  • Sinar infra merah dengan panjang gelombang lebih besar dari 760 milimikron.
Makin kecil gelombang suatu sinar, makin besar energi yang dihasilkan. Sinar yang panjang gelombangnya kecil seperti sinar UV inilah yang berperan dalam merusak kertas. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar uv adalah memudarnya tulisan, warna bahan cetakan, juga menyebabkan kertas menjadi rapuh. Kerusakan ini disebabkan karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan pemutih pada saat proses pembuatan kartas adanya partikel-partikel logam serta adanya uap air dan oksigen disekitar kertas. Kerusakan ini melalui 2 proses:
  • Fotolisis, adalah efek proses yang disebabkan oleh besarnya energi yang dipancarkan sinar UV, sehingga memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa.
  • Fotosensitisasi, adalah efek yang disebabkan oleh proses oksidasi dari bahan tambahan dan partikel logam dalam kertas karena pengaruh cahaya. Proses kerusakan ini akan dipercepat karena adanya uap air dan oksigen yang terdapat dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan menurunkan kekuatan serat pada kertas.

2)     Suhu dan kelembaban udara

Suhu udara di Indonesia berkisar antara 20-35o C. Masalah selalu timbul karena Indonesia terletak di daerah tropis yang kelembaban udaranya relative tinggi pada musim hujan. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan bertambah, perubahan suhu pada saat kertas mangandung banyak air inilah yang menyebabkan menjadi lemah.
Hubungan suhu dengan kelembaban udara sangat erat sekali. Sebab jika suhu udara berubah, maka kelembaban udarapun turut berubah. Jika suhu udara naik, kelembaban udara akan turun dan air yang ada di dalam kertas dilepas, sehingga kertas menjadi kering dan menyusut. Pada saat inilah terjadi ketegangan karena serat selulosa saling tarik menarik pada proses penyusatan ini.

3)     Partikel debu yang terdapat pada udara

Partikel yang terdapat pada udara adalah debu, pasir halus, garam-garam, partikel yang berasal dari kenalpot kendaraan bermotor dan mesin industri yang berbentuk jelaga yang berminyak, partikel besi dan timah. Partikel-partikel ini menimbulkan masalah di perpustakaan dan tempat-tempat penyimpanan arsip karena selain berbahaya bagi manusia, juga akan menimbulkan noda permanent pada kertas.

III.        Faktor Kimia

1)     Dalam Kertas

·         Lignin adalah suatu senyawa kimia yang terdapat dalam kayu, sebagai bahan pengikat antar serat. Kandungan lignin di dalam kayu berkisar antara 20-30%. Zat ini sangat berbahaya bagi kertas, oleh karena itu pada pebutan kertas lignin dihilangkan dengan cara pemasakan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Lignin yang tertinggal dalam kertas akan mengakibatkan kertas menjadi coklat, diikuti dengan berkurangnya kekuatan kertas, karena terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan asam.
·         Alum rosin sizing, sifat kertas yang mudah menyerap air mengakibatkan tinta yang ditulis diatas kertas akan mengembang. Untuk mengatasi hal tersebut, ditambahkan zat sizing pada pembuatan kertas.
·         Zat pemutih: hipoklorit, klor dioksida dan peroksida adalah zat-zat pemutih yang biasa digunakan untuk memucatkan warna serat yang diperoleh dari proses kimia. Pemucatan merupakan proses kelanjutan dari proses pemasakan dalam hal memisahkan lignin dan zat-zat lain yang tidak diinginkan, yang terkandung dalam kayu.

2)     Polusi Udara

·         Sulfur dioksida, sulfur dioksida terdapat di udara yang merupakan hasil pembakaran berbagai macam bahan bakar. Sulfur dioksida diserap oleh kertas kemudian adanya air dan logam-logam berat seperti besi dan tembaga dalam kertas menyebabkan sulfur dioksida diubah menjadi asam sulfat.
·         Hidrogen sulfide, adalah gas yang bersifat asam, merupakan hasil aktivitas industri dan karet yang banyak dijumpai di kantor-kantor atau gedung bertingkat.
·         Nitrogen dioksida, dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor. Gas ini dapat bereaksi dengan air menghasilkan asam nitrat.
·         Ozon, gas ozon dapat membahayakan kertas karena ozon dapat memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa, pemutusan ini akan lebih cepat jika udara lembab.
·         Tinta, sumber asam juga berasal dari tinta sebagai alat tulis. Tinta dibuat dengan mencampur asam tanat dan garam besi. Sifat tinta tersebut bersifat asam karena dicampur asam sulfat/asam hidroklorida, agar tulisan dapat melekat dengan baik. Tetapi dengan adanya asam dalam tinta justru akan merusak kertas.

IV.         Faktor – faktor lain

  1. Manusia
  2. Bencana Alam
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA 4.5 5 JASMAN UNIMPORTANT 21 Januari 2013 MACAM –MACAM PERUSAK BAHAN PUSTAKA Perusak bahan pustaka adalah hal penting yang perlu diketahui oleh para pustakawan yang ingin me...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer