MACAM –MACAM PERUSAK BAHAN PUSTAKA
Perusak
bahan pustaka adalah hal penting yang perlu diketahui oleh para pustakawan yang
ingin melakukan pelestarian bahan pustakanya. Untuk di daerah tropis sendiri,
terutama yang dikenal di Indonesia terdapat beberapa macam diantaranya: Serangga,Binatang
pengerat, Jamur, Kelembaban, Debu, Gempa Bumi, Kekeringan, Gelombang pasang
surut, Angin topan, Dll.
Kerusakan
Bahan Pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh :
I. FAKTOR BIOLOGI
1) Binatang Pengerat
Tikus merupakan perusak bahan
pustaka yang agak sukar diberantas,
jenis - jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut :
a)
Tikus Hitam
b)
Tikus cokelat / tikus rumah
c)
Tikus kelabu / tikus sawah
d)
Tikus kesturi dan
e)
Tikus putih.
2) Serangga
Makanan yang digemari oleh
serangga adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji Jenis – jenis
serangga dapat digolongkan sebagai berikut :
a)
Rayap
Makanan utama rayap adalah
kayu, kertas, foto, gambar, rumput dan lain – lain. Rayap dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu rayap bumi dan rayap kayu.
b)
Kecoa
Kecoa adalah jenis serangga
bersayap dan mempunyai tanduk / sungu yang panjang. Jenisnya bermacam – macam.
Jenis kecoa yang dikenal diantaranya adalah :
·
Kecoa Timur (Blatta orientalis)
·
Kecoa Amerika (Periplaneta americana)
·
Kecoa Jerman (Blatta germanica)
·
Kecoa Australia (Periplaneta astralia)
c)
Ikan Perak / Silver fish
Ikan Perak memiliki beberapa
nama, antara lain :
·
Silver moth
·
Sugar fish
·
Slicker
·
Fish moth
·
Sugar lousy
Jenis
serangga ini hidup di tempat gelap, biasanya dibelakang rak buku dan lemari.
Makanan utamanya adalah perekat yang terbuat dari kanji. Jenis – jenis ikan
perak yang dikenal sebagai perusak bahan pustaka diantaranya : Lepisma
sacharina, Thermogia domestika, Ctenolepisma urbana, dan Ctenolepisma longi
caudate
d)
Kutu Buku (Book list)
Bagian buku
yang diserang oleh serangga ini adalah bagian punggung dan pinggir buku,
Serangga ini sangat rakus terhadap kertas. Jenis – jenis kutu buku yang
terkenal adalah : Lipocelis divinatorium; Trogium pulsatorum; Pesoceoptropus
macrops; Pesyllopsocus Dorypeextrix; Lachessilla lepinotus; Ectopsocus dan
Archipsocus
e)
Ngengat
Jenis – jenis Ngengat :
Tincola polioella ; Tincola biselliela hum dan Tri Chorpaga tapetzella.
f)
Kumbang
Jenis kumbang yang berbahaya
bagi perpustakaan adalah : kumbang kulit (Dermastadczc) ; Kumbang bubuk
(Anoobtidae lyctidae, bostridae) ; Kumbang bertanduk panjang (Carabycidae) dan
Kumbang laba – laba (Ptinidae).
3) Jamur
Jamur
(fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil, Jamur berkembang biak
dengan Spora. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora. Jamur
yang merusak bahan pustaka adalah jamur beracun yang akan berkembang biak
dengan leluasa pada tempat yang terkena kotoran, debu serta tingkat kelembaban
tinggi, yaitu 80 % ke atas dengan temperature diatas 21O C
Jamur
tersebut memproduksi beberapa macam bahan organic seperti asam oksalat, asam
formiat dan asam sitrat yang dapat menyebabkan kertas sobek jika dibuka. Jamur
bisa dibersihkan menggunakan cairan alkohol.
II. Faktor Fisika
1) Cahaya
Cahaya yang
digunakan untuk menerangi ruangan perpustakaan dan arsip adalah bentuk energi
elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik.
Sinar-sinar yang terdapat dalam cahaya dapat dibagi dalam 3 kelompok menurut
panjang gelombangnya, yakni:
·
Sinar ultra violet dengan panjang gelombang
300-400 milimikron
·
Sinar-sinar dalam cahaya tamak (merah, kuning,
hijau) dengan panjang gelombang antara 400-760 milimikron.
- Sinar infra merah dengan panjang gelombang lebih besar dari 760 milimikron.
Makin kecil
gelombang suatu sinar, makin besar energi yang dihasilkan. Sinar yang panjang
gelombangnya kecil seperti sinar UV inilah yang berperan dalam merusak kertas.
Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar uv adalah memudarnya tulisan,
warna bahan cetakan, juga menyebabkan kertas menjadi rapuh. Kerusakan ini
disebabkan karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan
pemutih pada saat proses pembuatan kartas adanya partikel-partikel logam serta
adanya uap air dan oksigen disekitar kertas. Kerusakan ini melalui 2 proses:
- Fotolisis, adalah efek proses yang disebabkan oleh besarnya energi yang dipancarkan sinar UV, sehingga memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa.
- Fotosensitisasi, adalah efek yang disebabkan oleh proses oksidasi dari bahan tambahan dan partikel logam dalam kertas karena pengaruh cahaya. Proses kerusakan ini akan dipercepat karena adanya uap air dan oksigen yang terdapat dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan menurunkan kekuatan serat pada kertas.
2) Suhu dan kelembaban udara
Suhu udara
di Indonesia berkisar antara 20-35o C. Masalah selalu timbul karena Indonesia
terletak di daerah tropis yang kelembaban udaranya relative tinggi pada musim
hujan. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan bertambah,
perubahan suhu pada saat kertas mangandung banyak air inilah yang menyebabkan
menjadi lemah.
Hubungan
suhu dengan kelembaban udara sangat erat sekali. Sebab jika suhu udara berubah,
maka kelembaban udarapun turut berubah. Jika suhu udara naik, kelembaban udara
akan turun dan air yang ada di dalam kertas dilepas, sehingga kertas menjadi
kering dan menyusut. Pada saat inilah terjadi ketegangan karena serat selulosa
saling tarik menarik pada proses penyusatan ini.
3) Partikel debu yang terdapat pada udara
Partikel
yang terdapat pada udara adalah debu, pasir halus, garam-garam, partikel yang
berasal dari kenalpot kendaraan bermotor dan mesin industri yang berbentuk
jelaga yang berminyak, partikel besi dan timah. Partikel-partikel ini
menimbulkan masalah di perpustakaan dan tempat-tempat penyimpanan arsip karena
selain berbahaya bagi manusia, juga akan menimbulkan noda permanent pada
kertas.
III. Faktor Kimia
1) Dalam Kertas
·
Lignin adalah suatu senyawa kimia yang terdapat
dalam kayu, sebagai bahan pengikat antar serat. Kandungan lignin di dalam kayu
berkisar antara 20-30%. Zat ini sangat berbahaya bagi kertas, oleh karena itu
pada pebutan kertas lignin dihilangkan dengan cara pemasakan menggunakan
bahan-bahan kimia tertentu. Lignin yang tertinggal dalam kertas akan
mengakibatkan kertas menjadi coklat, diikuti dengan berkurangnya kekuatan
kertas, karena terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan asam.
·
Alum rosin sizing, sifat kertas yang mudah
menyerap air mengakibatkan tinta yang ditulis diatas kertas akan mengembang.
Untuk mengatasi hal tersebut, ditambahkan zat sizing pada pembuatan kertas.
·
Zat pemutih: hipoklorit, klor dioksida dan
peroksida adalah zat-zat pemutih yang biasa digunakan untuk memucatkan warna
serat yang diperoleh dari proses kimia. Pemucatan merupakan proses kelanjutan
dari proses pemasakan dalam hal memisahkan lignin dan zat-zat lain yang tidak
diinginkan, yang terkandung dalam kayu.
2) Polusi Udara
·
Sulfur dioksida, sulfur dioksida terdapat di udara
yang merupakan hasil pembakaran berbagai macam bahan bakar. Sulfur dioksida
diserap oleh kertas kemudian adanya air dan logam-logam berat seperti besi dan
tembaga dalam kertas menyebabkan sulfur dioksida diubah menjadi asam sulfat.
·
Hidrogen sulfide, adalah gas yang bersifat asam,
merupakan hasil aktivitas industri dan karet yang banyak dijumpai di
kantor-kantor atau gedung bertingkat.
·
Nitrogen dioksida, dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar pada kendaraan bermotor. Gas ini dapat bereaksi dengan air
menghasilkan asam nitrat.
·
Ozon, gas ozon dapat membahayakan kertas karena
ozon dapat memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa, pemutusan ini
akan lebih cepat jika udara lembab.
·
Tinta, sumber asam juga berasal dari tinta sebagai
alat tulis. Tinta dibuat dengan mencampur asam tanat dan garam besi. Sifat
tinta tersebut bersifat asam karena dicampur asam sulfat/asam hidroklorida,
agar tulisan dapat melekat dengan baik. Tetapi dengan adanya asam dalam tinta
justru akan merusak kertas.
IV. Faktor – faktor lain
- Manusia
- Bencana Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar